UNISS Batang Tingkatkan Keahlian Jurnalistik di era pewarta instan

Digitalisasi yang semakin merajalela dalam dunia jurnalistik membuat setiap individu dapat dengan mudah menjadi seorang pewarta hanya dengan menggunakan gadget. Namun demikian, teknologi digital tidak menjamin bahwa setiap informasi yang disampaikan adalah kebenaran mutlak, tanpa mempertimbangkan kompetensi pewarta itu sendiri.

Melihat maraknya “wartawan instan,” Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Selamat Sri (Uniss) Batang mengadakan kuliah umum bertajuk “Tantangan Pers di Era Digitalisasi Menuju Era Society 5.0.” Acara ini menghadirkan Dina Indriani, seorang jurnalis dari Tribun Jateng, sebagai pembicara utama.

Ketua Pelaksana, Nikmatul Wafiroh, menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai pendukung pembelajaran mahasiswa di bidang jurnalistik.

“Kegiatan ini menjadi wadah bagi teman-teman mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka dalam bidang jurnalistik. Bukan hanya tentang materi dan praktik, tetapi juga membutuhkan sudut pandang baru dari praktisi jurnalistik,” ungkapnya.

Sementara itu, Sutinnarto, S.I.Kom., M.I.Kom, seorang dosen di Prodi Ilmu Komunikasi Uniss Batang dan moderator acara, menyatakan bahwa saat ini banyak berita bohong yang menyebar dan belum dapat dipastikan kebenarannya. Melalui kuliah umum ini, mahasiswa akan mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang cara melaporkan berita secara akurat.

“Melalui pembicara yang kami undang, mahasiswa akan diajarkan bagaimana menjadi seorang jurnalis yang sopan dan tetap berpegang pada prinsip untuk menangkal berita bohong,” tegasnya, setelah memoderatori kuliah umum di Universitas Selamat Sri Kampus 2, Kabupaten Batang, pada Minggu (17/12/2023).

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya bagi mereka yang akan terlibat dalam dunia jurnalistik di masa depan. “Mereka akan menjadi jurnalis yang terampil dengan mengutamakan kebebasan berekspresi,” harapnya.

Di sisi lain, ia juga menyayangkan banyaknya masyarakat awam yang melaporkan informasi tanpa proses editing.

“Ilmu tidak hanya didapatkan secara digital. Teori literasi dari buku dan pembelajaran langsung dari sumber yang kompeten dapat menjadi acuan, dan ada keterkaitan dengan kebutuhan informasi yang bisa dipastikan kebenarannya,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *