INFOBATANG.COM, BATANG – Di tengah maraknya camilan modern, keripik slondok tetap bertahan sebagai salah satu pilihan favorit masyarakat. Salah satu UMKM yang berhasil mengangkat camilan tradisional ini adalah Keripik Slondok Si Raja Ubi. Dengan mengusung cita rasa otentik dan inovasi, UMKM ini telah berhasil membawa keripik slondok ke tingkat yang lebih tinggi.
Memulai usaha dari dapur kecil di rumahnya, pak agus fokus pada kualitas dan rasa. Dengan bantuan keluarga, ia memproduksi sekitar 20 bungkus per hari dan menjualnya di pasar lokal atau pun distributor. Namun, berkat kegigihannya, produk ini mulai dikenal luas, dan permintaan pun meningkat pesat.
Pendiri Keripik Slondok Si Raja Ubi, Agus Sufaat, menjelaskan bahwa usaha ini dimulai pada tahun 2004 dengan niat untuk melestarikan makanan tradisional khas Jawa Tengah.
“Slondok adalah keripik berbahan dasar singkong yang diolah melalui fermentasi sebelum digoreng hingga renyah. Kami ingin makanan tradisional ini tidak hanya dinikmati oleh orang tua, tetapi juga generasi muda,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jumat (6/12/2024) lalu.
Keripik Slondok Si Raja Ubi menawarkan beragam varian rasa yang menarik, mulai dari original, pedas manis, hingga balado. Selain itu, produk ini dibuat tanpa bahan pengawet, sehingga tetap sehat dan alami. Singkong yang digunakan berasal dari petani lokal, menjadikan produk ini tidak hanya lezat tetapi juga mendukung perekonomian desa.
Keunggulan lain adalah proses produksinya yang mengutamakan higienitas. Setiap tahap, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga pengemasan, dilakukan dengan teliti untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik.
Selain fokus pada produk, Agus juga menambahkan bahwa memberdayakan masyarakat sekitar. Mereka tidak hanya mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga pelatihan seputar produksi dan manajemen usaha kecil.
“Kami ingin usaha ini memberikan manfaat yang lebih luas, terutama bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Selain menghadirkan varian rasa, ia juga memastikan kemasan produk dirancang modern dan menarik sehingga mudah dikenali di rak toko.
“Kami juga memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memperluas pasar. Teknologi membantu kami menjangkau pembeli dari berbagai daerah, termasuk luar Jawa,” bebernya.
Dengan omzet yang terus meningkat, Agus berharap Keripik Slondok Si Raja Ubi dapat terus berkembang tanpa melupakan nilai-nilai tradisional. Ia juga berencana memperluas jangkauan pasar, bekerja sama dengan lebih banyak petani lokal, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Ke depan, saya ingin usaha ini tidak hanya dikenal sebagai produk lokal, tetapi juga membawa nama baik Indonesia di kancah internasional,” harapnya.
Keripik Slondok Si Raja Ubi adalah bukti nyata bahwa makanan tradisional bisa tetap relevan di era modern. Dengan inovasi, dedikasi, dan semangat melestarikan budaya, UMKM ini telah membawa dampak besar bagi masyarakat sekaligus mengangkat nama makanan tradisional di kancah nasional dan internasional.