INFOBATANG.COM, SEMARANG – Dalam upaya meredakan situasi pasca kericuhan yang terjadi saat pembubaran aksi unjuk rasa beberapa hari lalu, Polrestabes Semarang melakukan kunjungan ke warga Sekayu, Kota Semarang. Insiden ini menyebabkan beberapa siswa LPQ PAI Sekayu terluka, memicu kekhawatiran dan kecaman dari masyarakat.
Polisi mendatangi Masjid Taqwa Sekayu untuk memberikan klarifikasi sekaligus menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada warga. Mereka menjelaskan bahwa penggunaan gas air mata dalam pembubaran demonstrasi terpaksa dilakukan karena situasi yang tidak terkendali. Meski begitu, mereka mengakui bahwa dampak dari gas air mata tersebut tanpa sengaja menimpa beberapa siswa LPQ dan warga Sekayu, yang mengakibatkan ketidaknyamanan dan cedera ringan.
Kasi Propam Polrestabes Semarang, Kompol Maria, menyampaikan penyesalannya atas insiden tersebut dan menegaskan komitmen pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan mendalam guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
“Kami sangat memahami bahwa penggunaan gas air mata telah menyebabkan kesulitan dan luka pada beberapa siswa serta warga sekitar. Kami menyesali kejadian ini dan berkomitmen untuk menyelidiki lebih lanjut agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi,” ujar Kompol Maria saat ditemui di rumah warga Sekayu, Kota Semarang, Rabu (28/8/24).
Johan, perwakilan dari LPQ PAI Sekayu, mengucapkan terima kasih atas kehadiran polisi dan mengapresiasi tanggung jawab mereka dalam menangani situasi tersebut.
“Kami menghargai inisiatif polisi yang datang untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka serta mengakui dampak insiden ini terhadap santri kami. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, sehingga aksi unjuk rasa ke depan dapat berlangsung dengan damai dan aman,” harap Johan.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa bernama Hafiz menyatakan rasa syukur karena anak-anak yang terkena dampak gas air mata sudah pulih.
“Alhamdulillah, semua sudah sehat. Kami memahami kondisi yang terjadi, termasuk bagaimana angin membawa gas air mata ke arah mereka,” ungkapnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga aksi damai dan perlunya pendekatan kolaboratif dalam menangani masalah sosial dan politik.