Parenting: Pola Komunikasi Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak di Era Digital

Oleh: Angelia Dhini Seffina*

Masa remaja merupakan periode peralihan dari anak-anak ke dewasa yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Masa remaja juga merupakan usia bermasalah, masa mencari identitas, dan masa yang tidak realistik. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengambil risiko dari perbuatannya dan menyukai hal-hal yang menantang.

Di era digital, kehidupan kita telah mengalami transformasi yang luar biasa. Pemanfaatan teknologi memberikan kemudahan di berbagai sektor kehidupan. Namun, dibalik kehebatannya, teknologi dapat menyebabkan dampak yang menyedihkan dan membawa tantangan menakutkan. Peningkatan penggunaan gawai di kalangan remaja menimbulkan berbagai konflik yang mempengaruhi psikologi perkembangan afektif remaja serta memberi dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

Generasi milenial disebut juga strawberry generation yaitu generasi muda yang kreatif dan memiliki banyak ide cemerlang, tetapi sangat mudah hancur ketika mendapat tekanan sosial serta tidak mau bekerja keras untuk apa yang mereka inginkan. Hal ini ditandai dengan banyaknya remaja dengan gangguan mental kesulitan memenuhi ekspektasi lingkungan sekitar dan dituntut untuk seolah-olah tidak mengalami gangguan mental. Selain itu, menurut WHO terdapat satu orang meninggal bunuh diri setiap 40 detik dengan penyebab utama adalah depresi. Serta banyak ditemukan gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas sekitar 9,8% jumlah penduduk (kemenkes-2018).

Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) telah menjelaskan tentang perkembangan anak yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan beberapa tingkatan lingkungan sekitarnya. Lingkungan itu mencakup interaksi di dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga dari kehidupan anak setiap hari. Oleh karena itu, komunikasi menjadi sarana penting untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi.

Komunikasi antara anggota keluarga merupakan suatu hal yang penting, khususnya antara orang tua dengan anak, dimana komunikasi sebagai alat atau jembatan dalam hubungan antar sesama anggota keluarga. (Mulyana, 2003: 5). Komunikasi dalam sebuah keluarga akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya dengan jelas, sehingga orang lain lebih mudah memahami dan mengerti dirinya, dan sebaliknya. Jika tidak ada komunikasi akan memicu terjadinya salah paham yang memicu terjadinya konflik. (Hurlock, 1978: 185).

Komunikasi orangtua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Anak yang tidak dapat berinteraksi dengan orangtua dapat menyebabkan perkembangan kognitif anak kurang optimal, sehingga banyak dari orang tua yang mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak. Pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak juga dapat memperkuat hubungan keluarga sekaligus memberikan dampak psikologis yang positif bagi anak. Apabila orangtua jarang berbincang dengan anak juga akan terasa pada perkembangan kemampuan sosialnya. Anak menjadi kurang percaya diri, kurangnya contoh nyata dari orangtua juga membuat anak kesulitan memahami isyarat nonverbal serta kesulitan bersikap sesuai norma sosial yang berlaku saat bergaul. Dampak lainnya yakni anak dapat terjerumus pada perilaku yang menyimpang.

*Guru Bimbingan Konseling SMA N 1 Bandar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *