INFOBATANG.COM, BATANG – Tahun ajaran baru 2023 sudah dimulai, Ada sebanyak 254 sekolah dari 452 SD (Sekolah Dasar) Negeri di Kabupaten Batang, Jawa Tengah tidak memenuhi kuota rombongan belajar (Rombel) yang memadai.
Dua SDN menjadi sorotan karena mengalami situasi yang paling parah, yaitu SDN Sijono dan SDN Kranggan 01. Masalah ini semakin memprihatinkan karena banyak SDN di Batang yang menghadapi kenyataan kapasitasnya di bawah 30 anak per kelasnya pada awal tahun ajaran baru ini.
SDN Sijono, yang berlokasi di Kecamatan Warungasem, hanya berhasil menerima tiga pendaftar saja. Namun, keadaan yang lebih memprihatinkan terjadi di SDN Kranggan 01, Kecamatan Tersono, yang tak satu pun siswa yang mendaftar untuk tahun ajaran baru 2023.
Sementara itu Guru di SD Negeri Kranggan 01 Siti Muhtaharoh mengungkapkan, bahwa pihak sekolah terpaksa harus mengosongkan satu ruang kelas yang sebelumnya ditujukan untuk kelas satu agar dapat dijadikan perpustakaan.
“Upaya kami menarik minat warga dengan menawarkan sekolah gratis dan seragam tidak berhasil mendatangkan murid baru,” ungkapnya.
Ia menyatakan di tahun ajaran baru 2023 ini, sekolahnya tidak dapat peserta didik. Tidak memiliki sekolah kanak – kanak (TK) menjadi alasan SD tersebut tidak mendapatkan siswa baru.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang Bambang Suryantoro mengatakan, tren sekolah tidak memenuhi rombel dimulai 2010 namun yang signifikan sejak 2016 hingga sekarang.
“Tahun ini ada dua sekolah yang mengalami rombel di bawah standar yakni SD Negeri Sijono jumlah peserta didik baru ada tiga anak dan SD Negeri Kranggan di Kecamatan Tersono tidak ada satupun peserta didik yang mendaftar,”kata Bambang saat ditemui di kantornya pada kamis, 20 Juli 2023 lalu.
Beberapa faktor yang menjadi latar belakang masalah ini antara lain menurunnya jumlah anak usia sekolah di daerah tersebut, peningkatan jumlah pasangan muda yang merantau ke luar daerah, keberhasilan program Keluarga Berencana (KB), serta persaingan antarsekolah.
Disdik setempat telah mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menggabungkan dua sekolah di wilayah yang sama, sehingga sumber daya dapat dioptimalkan dan beban operasional dapat dikurangi. Selain itu, upaya peningkatan mutu sekolah dan mendekatkan sekolah ke kawasan permukiman juga dilakukan.
“Namun, bagi sekolah yang menjadi satu-satunya di sebuah desa, upaya akan tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan mutunya agar lebih mampu bersaing dengan baik,” tukasnya.
Krisis kekurangan murid di ratusan SDN di Kabupaten Batang adalah masalah yang mendesak dan perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Berbagai faktor latar belakang telah menyebabkan situasi ini, dan upaya bersama harus dilakukan untuk mencari solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Sumber Berita : https://www.detik.com/jateng/berita/d-6834085/sedihnya-guru-sdn-di-batang-banyak-bangku-kosong-di-tahun-ajaran-baru
Editor : Satria Wahyu Kusuma